Semua inovasi teknologi pasti pernah mengalami kegagalan. Dan semua kesuksesan yang diraih perusahaan besar pun, pasti tak lepas dari sejumlah kegagalan yang dialami. Contahnya saja, dari ribuan produk alat elektronik seperti gadget dan handphone yang meluncur setiap tahunnya. Apakah semuanya berhasil dan laku di pasaran? Tentu saja tidak! Dan apakah jumlah produk gagal ini cukup banyak? Sudah pasti!
Nah, semua produk gagal tersebut akan disimpan di Museum of Failure, yang terletak di Swedia. Sementara produk yang dipajang di Museum of Failure tidak kurang dari 70 jenis kegagalan. Dan termasuk di dalamnya adalah perusahaan teknologi terbesar dunia saat ini, yaitu Apple dan Google.
Di dalam situs resmi Museum of Failure, kita akan menemukan beberapa produk dunia merek terkenal yang pernah mengalami kegagalan. Sedikitnya, terdapat 5 gadget gagal yang telah masuk ke Museum of Failure ini. Di antaranya, sebut saja Kodak Digital Camera, Parfum Harley Davidson, Sony Betamax, dan juga Lego Fiber Optics, yang turut dipajang di “Museum Kegagalan” ini.
apa saja produk-produk gagal , yuk simak artikel berikut
1. Apple Newton
Apple Newton adalah sebuah perangkat digital asisten pertama yang bisa mengenali tulisan tangan. Produk ini mulai dirilis oleh Steve Jobs pada tahun 1987. Newton mulai memasarkannya pada tahun 1993. Perangkat ini berjalan menggunakan sistem operasi proprietary bernama Newton OS
2. Nokia N-Gage
Paling legendaris adalah Nokia N-Gage. Perangkat mobile ini difokuskan Nokia untuk game mobile. Ia menjalankan sistem operasi Symbian seri 60.
Untuk desainnya memang cukup aneh, sebab jauh dari bentuk desain handphone pada umumnya. Sayangnya, Nokia hanya mengembangkan ponsel ini selama dua generasi saja. Penyebab utamanya yaitu koleksi game yang terbatas pada waktu itu.
3. TwitterPeek
TwitterPeek muncul akibat antusiasme tinggi pengguna yang menggunakan layanan Twitter pada waktu itu. Perangkat TwitterPeek dibuat untuk memudahkan para pengguna dalam menyalurkan hobi tweet mereka agar lebih mudah.
TwitterPeek muncul akibat antusiasme tinggi pengguna yang menggunakan layanan Twitter pada waktu itu. Perangkat TwitterPeek dibuat untuk memudahkan para pengguna dalam menyalurkan hobi tweet mereka agar lebih mudah.
Namun, perangkat yang lebih mirip seperti ponsel ini rupanya tidak mampu menarik hati para konsumen. Fungsinya yang hanya sebagai akses untuk bermain Twitter, dianggap tidak sepadan dengan apa yang dikeluarkan oleh pengguna. Selain itu, dari sisi visual dan responsivitas, perangkat TwitterPeek juga tidak mampu memberikan yang terbaik
4. Google Glass
Google Glass sendiri mulai dipasarkan Mei 2014. Kala itu generasi pertamanya dilepas seharga USD 1.500, atau sekitar Rp 19,9 juta.
Google Glass sendiri mulai dipasarkan Mei 2014. Kala itu generasi pertamanya dilepas seharga USD 1.500, atau sekitar Rp 19,9 juta.
Dulu Google Glass adalah kacamata pintar canggih dan bisa disebut sebagai teknologi tercanggih yang pernah ada. Tetapi untuk masalah keselamatan dan privasi, Google Glass dianggap mengabaikannya. Dari situlah perusahaan raksasa Google mulai menghentikan produksi Google Glass ini.





0 komentar:
Posting Komentar